TULANG BAWANG GS – Menyikapi dugaan pengabaian keselamatan siswa-siswi dan pekerja konstruksi dalam program revitalisasi di SDN 1 Purwajaya, Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang akhirnya angkat bicara. Kamis (9/10/2025).
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tulang Bawang yang diwakili Kepala Bidang SD, Tri Sumarto, menegaskan bahwa pihaknya telah memberikan arahan kepada seluruh sekolah penerima program revitalisasi tahun anggaran 2025 untuk mengutamakan keselamatan dalam setiap tahapan pembangunan.
“Saya tidak mau mendengar alasan, baik itu tidak dianggarkan atau apapun dari pihak sekolah, karena wajib untuk mengedepankan keselamatan. Gunakan bahan baku yang ada material dan tanyakan ke konsultan untuk mencarikan solusi bila tidak mengerti,” tegas Tri.
Ia menjelaskan, dalam pelaksanaan pembangunan, sekolah wajib mengikuti Rencana Anggaran dan Petunjuk Teknis (RAP dan juklak-juknis) yang telah ditetapkan, namun tanpa mengesampingkan aspek keselamatan.
Lebih lanjut, Tri mengatakan bahwa jika pihak sekolah dalam pelaksanaan program revitalisasi menggandeng pihak ketiga, maka tanggung jawab penuh tetap berada di tangan sekolah.
“Kami sudah mengarahkan untuk sesuai arahan Presiden Nomor 7 Tahun 2025. Bila sekolah tidak mengindahkan, kami selaku dinas tidak bertanggung jawab, karena semua itu sekolah yang mengelola dan mempertanggungjawabkan sepenuhnya anggaran yang diterima,” jelasnya.
Tri menambahkan, Dinas Pendidikan berperan sebagai pengawas dan pemantau (monitoring) jalannya program revitalisasi. Sedangkan konsultan yang terlibat dalam setiap sekolah dipilih oleh Dinas Pendidikan berdasarkan arahan pusat melalui fasilitator dari Universitas Lampung.
“Konsultan dalam program revitalisasi itu bukan dari pusat, tetapi kami yang mencarikan. Kami memegang data konsultan di setiap sekolah penerima program. Konsultan wajib memiliki progres harian, laporan mingguan, dan bulanan. Artinya, mereka harus standby di lokasi pembangunan,” ujarnya saat ditemui wartawan di Kantor Kejaksaan Negeri Menggala.
Tri mengingatkan, pembangunan sekolah tanpa pengawasan konsultan berpotensi menimbulkan kegagalan konstruksi yang bisa berakibat fatal. Selain menimbulkan kerugian material, hal itu juga dapat mengancam keselamatan jiwa.
Menurutnya, salah satu penyebab utama kegagalan konstruksi adalah minimnya pengawasan teknis selama proses pembangunan. Pengawasan yang lemah sering menimbulkan penyimpangan, seperti penggunaan material di bawah standar, pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi, hingga kelalaian dalam menerapkan prosedur keselamatan kerja. (Agus).





